Sebelum masuk ke pembahasan terkait dengan BFD dan visa nasional, lebih dulu saya ceritakan mengapa saya memilih Jerman sebagai tantangan saya selanjutnya. Selain sebagai tantangan, juga sebagai tujuan selanjutnya untuk memperoleh ilmu pengetahuan baik dari pendidikan formal maupun non-formal.
Piala Dunia 2002 ketika Jerman melawan Arab Saudi adalah momen dimana saya mulai menyukai dan mendukung sepak bola Jerman. Setelah Piala Dunia tersebut usai, saya mulai penasaran dengan bidang lainnya di Jerman. Orang tua saya menceritakan kepada saya tentang eyang Habibie. Sebelumnya saya pernah lihat eyang Habibie di tv, tetapi belum mengetahui banyak hal. Ketika orang tua saya menceritakan tentang beliau, saya mulai memiliki hasrat untuk studi atau kerja dulu di Jerman suatu saat nanti.
Alasan lainnya kenapa saya memilih Jerman: Jerman adalah negara demokrasi yang terbilang sukses diantara negara demokrasi lainnya. Jerman juga adalah negara yang terbilang memiliki power amat besar diantara negara maju lainnya. Dan saya sangat ingin sekali belajar dari negara Jerman dan tentunya kembali lagi untuk negara tercinta saya (menerapkan hal-hal positif/baik yang cocok dengan negara tercinta saya).
Apa itu BFD?
Bundesfreiwilligendienst (BFD) adalah program pemerintah jerman dibawah naungan Bundesamt fuer Familie und Zivilgesellschaftliche Aufgaben (In English: Federal Office of Family and Civic Duties) untuk siapapun baik warga Jerman maupun luar Jerman yang mau mencoba dunia kerja sebagai seorang Praktikant (Magang) di rumah sakit, perkebunan, hotel, dll. Biasanya untuk masuk ke universitas jurusan social work (MSc) disyaratkan ada pengalaman kerja 1-2 tahun. Dan program tersebut sangatlah cocok. Atau lulusan SMA yang bingung mau kerja atau kuliah, maka bisa mengisi waktunya dengan mengikuti program tersebut.
Apa saja syaratnya?
Syaratnya bisa berbeda satu sama lain. Tergantung daftar untuk kerja di bagian mana & kebijakan tempat kerja ataupun juga Trägernya (penghubung antara si calon Praktikant & tempat kerja). Kalau saya pribadi dengan tempat kerja yang menerima saya tersebut komunikasi langsung dengan tempat kerja. Syarat mendaftar di tempat kerja tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Lamaran via email.
2. CV.
3. Bukti Kemampuan Bahasa Jerman (B1).
4. Ijazah SMA & S1.
Kenapa BFD?
Saya ingin mencoba mengikuti BFD karena saya harus memenuhi syarat kuliah di kampus pilihan saya. Di kampus tersebut ada yang namanya immatrikulasi, dan harus C1/C2 pada semester ketiga. Kebetulan tempat kerja tersebut bisa membantu saya untuk mendapatkan kursus lanjutan & gratis. Menurut saya itu sangat menarik. Kerja & kursus. Di satu sisi saya bisa memperlancar bahasa jerman saya, di sisi lain saya bisa memperoleh pengalaman kerja di Jerman. Dari dulu saya ingin memperoleh pengalaman di luar negeri baik dari pendidikan maupun dari dunia kerja. Dan juga pastinya saya ingin sekali bertukar wawasan tentang budaya dengan orang-orang dari daerah-daerah yang berbeda. Niat saya dari awal ke Jerman, kalau gak kuliah dulu ya kerja dulu. Saya juga mengincar bantuan dana dari organisasi pemerintahan ataupun non-pemerintahan. Ada yang salah satu syaratnya sudah tinggal di Jerman selama 15 bulan.
Visa
Saya deal dengan tempat kerja itu bulan Januari. Kemudian mendapatkan persetujuan dari Träger, Kontingen (Paritaet) dan Pemerintah Jerman itu bulan Februari. Sebagai praktikant, kamu harus apply visa nasional. Untuk lebih lanjut yang siapa tau ada perubahan, bisa kamu lihat di website Kedutaan Federal Jerman ya. Ini linknya: http://www.jakarta.diplo.de/contentblob/4105964/Daten/3836221/D2_id__Freiwilligendienste.pdf
Sebelum datang ke kedutaan, si applicant diwajibkan untuk bikin janji/appointment terlebih dahulu. Ada linknya di syarat pengajuan visa nasional (link yang saya berikan diatas). Kalau saya, saya bikin appointment pada tanggal 17/02 dan dapat tempat untuk apply visa pada tanggal 14/03.
Saya paling riweuh itu untuk urusan foto. Bolak-balik ke studio foto karena gak yakin. Yang pertama karena ada editan di mulut saya, yang kedua karena backgroundnya kurang putih ketika saya sandingkan dengan kertas formulirnya yang mana berwarna putih.
Sebelum berangkat, persiapkan semua syaratnya. Selain itu, jangan lupa pelajari Lebenslauf, motivationschreiben & Vertrag kalian. Siapa tau diwawancara soal itu. Lebih baik jaga-jaga. Meskipun kata teman saya yang punya kenalan di kedutaan bilang dulu gak pakai wawancara kalau gak ada masalah. Dan saya pun tidak diwawancara.
Saya berangkat dari Purwokerto tanggal 13/02, tiba di Pasar Senen tanggal 14/02. Harus sudah ada di depan kedutaan jam 09.30 WIB & terminnya jam 11.30 WIB.
Pagi-pagi sebelum ke kedutaan saya mengisi formulir yang belum saya isi plus menempelkan foto. Saya melihat background fotonya gak seputih kertas formulir. Kebetulan saya bawa foto yang ada editan di mulut saya, itu backgroundnya warna putih juga. Ternyata gak seputih foto editan itu juga. Saya agak panik tuh. Paling gak jam setengah 8 pagi saya harus sudah menemukan studio foto yang sudah buka. Saya cari di google & ketemu di daerah Gondangdia. Ternyata disana ada daerah yang terdapat banyak studio foto khusus visa, ada juga layanan pengisian visa USA. Saya minta backgroundnya jangan putih, tetapi abu-abu. Lumayan lama sih nunggu foto saya jadi. Malah ada yang baru aja foto & datangnya setelah saya eh lebih cepat daripada saya dapat fotonya. Ternyata yang cetak fotonya lupa. Entah baru aja buka & baru persiapan atau gimana saya gak tahu. Setelah jadi, saya pun ragu. Foto saya jadi lebih cerah dari foto saya yang sebelumnya & backgroundnya gak seabu-abu seperti yang ada di contoh.
Setelah beres urusan foto, saya ke kedutaan. Sebelum ikut antre, disitu saya ketemu teman lama saya yang dulu sempat sekelas di GI Bandung sebelum dia pindah ke Tangerang. Ternyata dia udah dapat visa & kami bakal tetanggaan di negara bagian yang sama.
Setelah temu kangen & ngobrol dengan teman saya itu, saya ikut ikut antre. Di bagian security yang di dalam kedutaan, ada pengecekan tas & ikat pinggang. Kalau bawa parfum, itu harus disemprotkan ke diri sendiri lebih dulu. Kebetulan saya lupa pakai parfum, jadi sekalian lah itu. Hehe. Setelah beres pengecekan, semua barang boleh dibawa lagi ke lantai 2 kedutaan kecuali alat komunikasi. Alat komunikasi harus dititipkan di security yang melakukan pengecekan tadi. Applicant juga dapat gantungan kunci beserta kuncinya sebagai tanda.
Di lantai 2 saya langsung diarahin nunggu di dekat loket 4. Saya baru datang disitu, sudah lihat banyak applicant yang ditegur & disuruh perbaiki kesalahannya. Tetapi teman saya yang pernah ke Jerman bilang itu adalah hal biasa, kan harus profesional. Beberapa menit kemudian saya dipanggil. Dan saya pun disuruh untuk memperbaiki karena belum dirangkap 2. Kaget lah saya, karena di syaratnya gak ada diminta rangkap 2. Terus juga kalau rangkap 2, gak semua dokumen bisa dirangkap 2 contohnya dokumen asli (Reisepass & B1 Zertifikat).
Saya perbaiki dulu, saya tanya ke yang lagi memperbaiki juga. Ternyata dokumen asli yang cuma ada 1 jangan dimasukkan ke rangkap 1 & 2 lebih dulu, alias tunggu instruksi dari penjaga loket. Saya juga baru ingat kalau mau coret bagian yang salah di formulir itu cukup sekali coret aja. Saya pernah dikasih tau ketika di Goethe Institut Bandung. Ada yang disuruh mengisi ulang formulirnya karena coretannya lebih dari sekali. Saya yang terbilang beruntung, karena gak disuruh mengulang. Hehe. Selain itu, ada keraguan di foto yang ditempel di formulirnya. Orang disekitar saya pada gak ditempel melainkan sekedar disisipkan saja. Ya memang ada tulisan di kertasnya jangan ditempel, tetapi di website kedutaan itu 2 ditempel & 1 disisipkan. Yasudah saya biarkan aja dulu, karena saya ada alasan kuatnya juga.
Disitu terlihat betul kerjasama & saling care diantara applicant. Saya butuh formulir lagi untuk tambahan, dan ada yang kasih saya dengan cuma-cuma. Ada yang nanya terjemahan kata bahasa Indonesia ke bahasa Jerman juga, saya kasih tau. Wah bener-bener hangat disitu. Haha.
Setelah saya perbaiki, saya menunggu untuk dipanggil lagi. Sampai tersisa 2 orang di loket 4, saya dipanggil lagi. Saya disuruh perbaiki & lengkapi formulirnya. Tetapi bayar & cek paspor dulu. Setelah diperbaiki lagi, saya nunggu & dipanggil lagi. Akhirnya gak mengulang lagi. Background foto & foto yang ditempel pun gak dikomentarin sama penjaga loketnya. Kemudian saya ditanya kapan rencananya berangkat. Saya jawab tgl 27 atau 28 April karena saya harus ada 2 hari sebelum mulai kerja (mulai kerja tgl 1 Mai), untuk penyesuaian. Penjaga loketnya bilang tunggu 6 mingguan. Saya juga diminta untuk melakukan pemindaian sidik jari dan itu adalah kegiatan penutup saya di loket 4 tersebut pada hari itu.
Menunggu Visa
Setelah beres urusan di Jakarta, saya memutuskan untuk balik ke Purwokerto. Saya menunggu proses selanjutnya di Purwokerto.
Tepat pada tanggal 16/03 saya mendapatkan email dari bagian visa auswärtiges-Amt yang menyebutkan bahwa visa saya sudah jadi. Wow! Itu benar-benar mengagetkan saya! Saya tanya ke dua orang teman saya yang sudah pernah memperoleh visa dari pihak Jerman. Mereka mengatakan itu sudah jadi. Mereka pun sama kagetnya dengan saya. Mungkin karena ada cap dari Pemerintah Jerman di kontrak saya. Untuk BFD itu sendiri kontraknya harus ada cap dari Pemerintah Jerman bagian Ketenagakerjaan. Alhamdulillah tak selama yang diperkirakan. Jadi lebih memudahkan saya untuk mengurus penerbangan.
Ambil Visa
Pada informasi yang diberikan via email, penyerahan paspor dilakukan setiap hari senin - jum'at sebelum pukul 09:00 dan bisa diambil kembali di hari yang sama pukul 11:00 - 12.00.
Saya ke Kedutaan pada tgl 21/03. Jam setengah 8 pagi saya memberikan paspor saya ke loket 5. Seperti biasa sebelum masuk ke kedutaan ada pemeriksaan lebih dulu. Setelah saya berikan paspor saya, saya diminta kembali lagi jam 11 pagi di hari yang sama.
Saya nunggu sambil jalan-jalan di sekitar kedutaan. Dan gak kerasa sudah mau jam 11 pagi. Saya kembali antre. Saran saya kalau ke kedutaan langsung ambil posisi di pinggir pagar kedutaan. Karena antrenya disitu, jangan duduk di dekat tanaman kalau mau cepet.
Jam 11an saya masuk dengan melalui pengecekan. Saya diarahkan untuk antre ke loket pengambilan visa di dekat pos pengecekan. Ternyata paspor saya tidak ada di loket tersebut & saya harus ke loket lima lagi. Ternyata paspor saya belum saya tandatangani yang di bagian belakangnya. Haha.
Akhirnya visa saya jadi. Visa tersebut untuk 90 hari & diperpanjang ketika di Jerman.
Setelah selesai urusan di Kedutaan, saya lanjut ke Bandung untuk ketemu sahabat-sahabat saya & dosen-dosen saya. Cerita selanjutnya (tentang pengalaman saya di Jerman) menyusul ya! Hehe.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu saya sejauh ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua. Aamiin. Hehe.