![Picture](/uploads/2/3/4/2/23424700/7554832.jpg)
#1
Pak Jokowi dan Pak JK bisa membina keluarga mereka dengan baik.
#2
Saya melihat Pak Jokowi lebih banyak memiliki pengalaman di pemerintahan. Beliau banyak memberikan pengaruh positif ketika menjabat menjadi Wali Kota Surakarta maupun ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta. Jujur saja, dulu saya ragu dengan beliau ketika menjadi Cagub DKI Jakarta, karena Surakarta itu berbeda jauh dengan DKI Jakarta (kemacetan, luas wilayah, problem lainnya). Apalagi dengan gaya blusukannya, apa ya bisa diterapkan ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta? Bagaimana dengan badan beliau yang kurus kerempeng itu?
Dan ternyata ketika beliau terpilih menjadi Gubernur dan menjalankan tugasnya, beliau sejauh ini memberikan dampak positif untuk DKI Jakarta, kemacetan berkurang. Beliau supel dengan masyarakat tingkat bawah, beliau juga merangkul golongan minoritas, beliau bisa mengatasi preman-preman Tanah Abang yang sebelumnya belum rampung diatasi, kemudian ada pula Waduk Ria Rio yang membuat saya takjub.
Yang jelas, banyak hal yang saya belum pernah lihat dari pemimpin DKI sebelumnya, dan saya suka dengan hal-hal tersebut. Terobosan luar biasa.
#3
Pak Jokowi belum pernah melakukan pelanggaran HAM berat. Dan beliau berjanji jikalau terpilih menjadi Presiden, beliau menyelesaikan pelanggaran HAM masalalu yang mana sampai sekarang belum diselesaikan oleh Pemerintahan yang sekarang.
Buat saya, hal tersebut sangatlah penting. Tidak selalu salah kok balik ke permasalahan yang di masalalu. Buat saya, keluarga korban berhak mendapatkan jawaban dimana dan bagaimana keluarga/kerabat mereka yang hilang ketika itu. Juga jikalau Pak Jokowi bisa menyelesaikan permasalahan itu, bisa dijadikan pelajaran untuk semua orang di negara ini supaya tidak melakukan hal yang sama. Dan saya setuju pelanggaran HAM di masalalu diusut tuntas itu juga bukan berarti saya dendam dan benci dengan para pelakunya, saya tidak dendam dan tidak benci, juga jelas saya memaafkan.
#4
Saya juga mempertimbangkan orang-orang di dekat mereka, terutama koalisi. Koalisi mereka lebih sedikit dari kubu sebelah. Track record partai koalisi juga dipertimbangkan.
Lalu juga tidak ada koalisi transaksional. Jikalau ada transaksional, saya rasa justru akan ada banyak partai yang mendekat ke PDIP.
Pak JK juga memiliki banyak pengalaman yang baik di pemerintahan. Ketika Pak JK tidak lagi menjadi Wakil Presiden, beliau menyibukkan diri dengan keluarga dan kegiatan sosial (Pulau Komodo, donor darah, dll).
#5
Kemudian selama Pak Jokowi menjadi Gubernur, ada beberapa hal yang ingin diselesaikan oleh beliau akan tetapi terhalang Pemerintah Pusat. Saya pun tidak khawatir jika Jokowi menjadi Presiden, karena DKI Jakarta inshaallah berada di orang yang sudah menunjukkan kinerja hebatnya yakni Pak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Saya tidak perlu khawatir DKI Jakarta di pegang dari kalangan kelompok minoritas sebagaimana yang dikhawatirkan oleh beberapa orang. Toh Pak Ahok sudah membuktikan bagaimana kinerjanya selama ini.
Selain itu saya juga punya banyak teman dari kelompok minoritas, saya punya teman kelompok minoritas di Samarinda, Banjarmasin, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dll. Mereka baik-baik kok, banyak hal yang bisa dicontoh dari mereka.
Toh apakah negara ini dibentuk hanya untuk anda yang tidak menyukai kelompok minoritas?! Toh apakah negara ini dibentuk tidak untuk kelompok minoritas?! Kalau saya sih "no". Selain itu di agama saya juga jelas mengajarkan perdamaian.
Jadi, bagi saya track record itu sangat penting untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Saya ikhlas mendukung capres-cawapres nomor urut DUA (Pak Jokowi-Pak JK). Saya juga siap mengkritisi kinerja mereka jika mereka terpilih menjadi Presiden & Wakil Presiden.
Demikian hasil ketikan dan pemikiran saya. Mohon maaf jikalau ada kesalahan di hasil ketikan ini. SALAM 2 JARI!! PEACE!!
#AkhirnyaMilihJokowi #Salam2Jari & #KaryaSederhana #BukanHasilCopas #BukanBayaran