Namun alhamdulillah Pilkada DKI 2016/2017 telah usai untuk pemilihan & quick countnya. Tinggal menunggu hasil resmi dari KPU DKI Jakarta. Tetapi saya yakin No. 3 lah pemenangnya, karena semua lembaga survey yang ada menyebutkan mereka yang menang & selisihnya cukup jauh.
Saya ucapkan selamat buat yang menang. Semoga amanah! Aamiin.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semoga gubernur & wakil gubernur yang baru bisa menangkal faham radikal. Semoga gubernur yang baru bisa membawa kedamaian di DKI Jakarta. Damai untuk semua suku, ras, agama, dan antar golongan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semoga tidak ada yang merayakannya secara berlebihan misalnya minum minuman beralkohol ditambah party. Perlu diingat bahwa ada ormas Islam yang sekelompok/sejalan mendukung paslon no. 3 lho. Apa mau kalian disweeping? Lagipula tidak lucu kan karena keanehan itu. Hmm....
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dan terima kasih buat Pak Ahok-Pak Djarot yang telah membangun DKI Jakarta. Jujur saya sangat tertarik di bidang pelayanan publik & politik, dan aksi bapak berdua menjadi hal yang sangat penting buat saya. Saya belajar banyak dari itu semua. Saya salut dengan bapak-bapak yang kuat menghadapi banyak rintangan.
Sebagai minoritas, bapak mengingatkan & mengajarkan saya bagaimana jika saya menjadi minoritas. Kebetulan beberapa hari lagi saya akan menjadi minoritas di negara lain. Tetapi untuk respect kepada minoritas, saya di Kalimantan banyak punya sahabat dari kalangan minoritas. Mereka minoritas, mereka orang etnis tionghoa, mereka non-muslim. Tetapi kalau mereka salah, bukan statusnya yang disalahkan. Saya membayangkan bagaimana jika saya ada di posisi mereka & status saya yang disalahkan, tentu itu sangat menyakitkan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di artikel ini juga mempertanyakan tentang hal-hal yang sempat berseliweran yaitu yang dibawah ini.
- 9 Naga yang memenangkan Ahok itu terbukti kah? Apa nih komentarnya?
-Katanya paslon no. 2 dibantu para pengusaha termasuk taipan. Apakah dari kelompok paslon no. 3 tidak dibantu pengusaha termasuk taipan?
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ketika 2014 ada stasiun tv yang menampilkan hasil quick count yang memenangkan yang jelas-jelas kalah. 2017 kerennya stasiun tv yang selama ini dianggap berseberangan dengan stasiun tv itu tadi, tidak ikut menampilkan hasil quick count yang seperti itu. Padahal selama ini stasiun tv tsb dikatakan memihak salah satu paslon.
Dengan adanya hasil yang menyebutkan Pak Ahok-Pak Djarot kalah, itu juga memperlihatkan Pak Prabowo yang tak saya duga sebelumnya. Katanya beliau adalah negarawan, tetapi maaf mengapa seperti yang banyak media beritakan yaitu ketika beliau berkomentar tentang kemenangan paslon yang ia usung & sembako. Saya jadi teringat dengan beberapa tahun silam. Dulu saat bapak kalah dalam Pilpres 2014, tidak ada 1 katapun dari Pak Jokowi yang mengolok-olok bapak. Bahkan beliau mengundang bapak ke istana kepresidenan & saat bertemu langsung memberi hormat kepada bapak. Pak Ahok juga tidak mengolok-ngolok kubu bapak kan? Beliau malah tidak ke MK atau MA. Beliau benar-benar legowo. Sudah kalah ya kalah, tidak perlu "ngoyo", itulah Pak Ahok.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oh iya. Ucapan terima kasih kepada Pak Rizieq dari Pak Prabowo itu menurut saya epic sekali. Hehe. Applause!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tenang, saya dukung Pak Jokowi pada tahun 2014 dan Pak Ahok pada tahun 2016 & 2017 bukan berarti saya menuhankan mereka, bukan berarti saya tidak melihat & mengakui kekurangan yang ada. Saya tidak mau membohongi diri sendiri akan kebaikan & ketidakbaikan seseorang. Saya sudah cerita di beberapa tempat tentang apa yang membuat saya kecewa terhadap Pak Jokowi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bukan Akhir. Tagih Bukti Konkret, Bukan Alibi
Ini belum berakhir bukan? Apakah cukup sampai memilih pemimpin muslim saja? Hmm terserah sih kalau mau kayak gitu aja. Tetapi saya berharap paslon yang akan dilantik tersebut bisa mewujudkan apa yang telah mereka janjikan. Yang paling saya tunggu adalah menutup Alexis, membatalkan reklamasi, rumah DP 0 Rupiah, tidak menggusur, program yang ditambahin kata "plus" yang juga dipastikan tidak memanjakan warga DKI Jakarta, transportasi umum serba 5 ribu & menjadikan DKI Jakarta sebagai daerah yang paling Bhinneka. Selain itu yang baru aja alias berita yang masih hangat, gubernur kerja 24 jam. Sebenarnya saya takut dengan kesehatan bapak jika bapak kerja 24 jam, tetapi bapak sudah bilang itu. Sekali lagi itu YANG PALING SAYA TUNGGU, bukan berarti saya tidak menunggu implementasi dari program lainnya. Semoga diimplementasikan ya pak. Saya ingin bukti, bukan ngeles atau alibi atau sekedar retorika. Dika nyoblos aja tidak kok nagih janji? Apa harus nyoblos untuk nagih janji? Apa yang tidak nyoblos Pak Jokowi-Pak JK tidak ada yang nagih janji Pak Jokowi-Pak JK? Apa perlu ada pemisahan terus-menerus seperti itu? Apakah yang menagih janji diharuskan orang-orang yang mencoblos?
Pak Anies kan ada bilang dia ingin menjadi gubernur yang merangkul semua pihak. Berarti tidak salah kan menagih janji-janjinya meskipun bukan pendukungnya?
Saya juga berharap beliau-beliau yang terpilih tidak korupsi, meskipun ada koruptor yang memilih bapak-bapak dari dalam lapas. Jangan tergiur dengan korupsi ya pak! Saya juga berharap bapak-bapak tidak "main kotor" dengan orang-orang yang berpengalaman di dunia pelacuran. Jangan ada Kalijodo yang penuh kesuraman seperti dulu pak!
Saya bukan warga DKI Jakarta dan pastinya tidak nyoblos disana, tetapi saya pikir saya perlu menaruh perhatian pada DKI Jakarta seperti ulama-ulama luar DKI Jakarta yang menaruh perhatian pada DKI Jakarta. Hal itu saya lakukan karena DKI Jakarta adalah bagian dari RI, DKI Jakarta adalah Ibu Kota Negara RI. Selain itu, inilah salah satu bukti saya yang ingin berguna bagi nusa dan bangsa tanpa harus menjadi politisi atau kepala daerah lebih dulu.
Inshaallah saya juga tidak ada rasa dendam sama sekali. Jangan samakan saya dengan orang-orang yang sakit hati dan membohongi dirinya sendiri. Saya selalu berusaha untuk berpikir kritis. Bahkan ketika Pak Jokowi masih diisukan bakal jadi capres, saya sempat ragu karena beliau baru 2 tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pada akhirnya saya mendukung beliau sebagai capres adalah karena hasil penilaian saya terhadap kedua paslon ketika itu, golput bukanlah pilihan. Tetapi itu bukanlah akhir dari segalanya! Sudah ada artikelnya, silahkan dicari. Saya juga tidak selalu setuju dengan keputusan-keputusan Pak Jokowi ketika menjabat sebagai Presiden RI. Saya juga mengkritik beliau.
Maafkan atas acaknya artikel ini. Saya kasih pembatas supaya jelas batasan pembahasannya.
Salam damai!