Bicara tentang kemunduran, penulis teringat akan suatu hal yang tak jarang penulis rasa terdapat kemunduran. Suatu hal tersebut adalah keberagaman. Banyak hal negatif alias hal yang tak baik yang tak jarang pula menggoyahkan yang namanya perdamaian dalam keberagaman, mengakibatkan adanya kemunduran dalam hal keberagaman.
Banyak pertikaian terjadi karena beragam, berbeda. Padahal sekalipun ada perbedaan yang menyalahi atau melanggar aturan yang berlaku, tak pantas dan tak lantas pula untuk bertikai. Justru konsolidasi sangat diperlukan. Justru musyawarah sangatlah penting untuk dilaksanakan. Justru silaturahmi sangatlah dianjurkan. Bahkan jika perlu sampai ke meja hijau, lakukanlah dengan baik dan benar. Santun namun ketegasan tetap dijaga. Tetap ada perdamaian meski proses hukum berjalan.
Ada yang namanya keragaman suku, budaya, agama, bahkan sampai ormas. Keberagaman yang sudah ada sejak lama di dunia yang menakjubkannya ini.
Di Islam terdapat berbagai macam keberagaman, contohnya seperti tafsir dan ajaran.
Di Islam ada yang mengikuti ajaran Islam versi NU, Muhammadiyah, Ahmadiyah, Sunni, Syiah, Liberal, dll.
Kita pun memiliki banyak tokoh-tokoh perjuangan dengan latar belakang yang beragam dari sabang sampai merauke bahkan tersebar dan berasal dari negara lain juga.
Lalu ada pula keberagaman dari segi ukuran badan. Warna kulit pun ada yang berbeda dan itu adalah warna-warna yang begitu indah ciptaan Tuhan, tak pantas untuk dihina. Begitupun ukuran badan yang juga tak pantas untuk dihina.
Lalu bagaimana jika ada gesekan karena adanya perbedaan? Carilah jalan tengahnya. Kalau ada yang perlu untuk dikaji ya dikajilah bersama-sama! Munculkan kekuatan musyawarah.
Keberagaman adalah sesuatu yang perlu untuk disyukuri, karena jika kita melihat sisi positif dan menghayatinya maka apakah hati mu tak tersentuh seperti hatiku yang tersentuh untuk berdamai dengan itu semua?
Hak setiap individu untuk setia pada kelompoknya, tetapi tidakkah kalian yang setia pada kelompoknya itu juga peduli pada perdamaian meski berbeda? Meski penuh dengan keberagaman?
Pantaskah rasa kemanusiaan ditutupi ataupun disingkirkan jikalau untuk yang diluar kelompok sendiri?
Sungguh ini tulisan murni yang ku rasakan selama ini, tak ada kepentingan selain kepentingan perdamaian itu sendiri. Aku ingin kita semua berdamai. Kritik membangun tetap ada. Bukan berarti pula dituntut untuk sempurna. Kekhilafan adalah wajar, namun usahakan ada maaf dan memaafkan yang tulus serta usahakan menghindari hal yang bisa memecah perdamaian itu sendiri.